Awali Hidup Ini Dengan Membaca Basmallah
Semoga Amal Ibadah Kita Diterima Allah S.W.T .....Amien...

link

Minggu, 13 Mei 2012

Lahiriah Dan Ghaib


Penanya : Slamet
Alamat : Depok

Dalam konteks agama kita memahami hal-hal yang lahiriah dan batiniah. Dan dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat dikotomi lahiriah dan batiniah. Dan kita kebanyakan lebih cenderung lebih banyak menekuni yang lahiriah dibanding yang batiniah.

Pertanyaan saya adalah: 1. Kenapa harus terjadi dikotomi seperti diatas ?. Contohnya banyak masyarakat kita yang cenderung menjauhi hal-hal yang ghaib. Dalam konteks ini, bagaimanakah sebaiknya peran ulama? 2. Apakah bukan hal-hal bersifat lahiriah dan batiniah harus sejalan ?

Jawaban:
Penyebab paling umum dari penyimpangan paham dalam tubuh umat Islam adalah tidak jelasnya konsep pemahaman Islam secara syamil mutakamil. Artinya pendidikan agama kita kurang terarah pada pembentukan wawasan bahwa Islam itu adalah sebuah konsep integral yang meliputi semua aspek kehidupan.

Akibatnya, banyak dari komponen umat yang tumbuh sendiri-sendiri di dunia masing-masing. Mereka yang asyik dengan segala yang lahiriyah, sibuk dan tenggelam dengan segala kelahiriyahannya. Dan sebaliknya, mereka yang asyik dengan dunia batiniyah, juga terlalu serius dengan kebatiniyahannya. Bila fenomena ini berlangsung terus hingga melewati masa pergantian generasi, wajarlah bila pada generasi berikutnya, muncul pengkotak-kotakan ajaran Islam yang lebih jauh.

Fenomena ini sering dicontohkan dengan rombongan orang buta yang ingin mengenal gajah. Yang satu pegang kakinya dan berkeyakinan bahwa gajah itu ibarat pohon kelapa, bulat dan tinggi. Yang lain memegang telinganya dan berkeyakinan bahwa gajah itu binantang yang lebar dan pipih seperti kipas. Yang lain lagi memegang perutnya dan berkeyakian bahwa gajah itu bulat dan besar. Yang terakhir memegang gadingnya dan mengatakan bahwa gajah adalah binatang yang mirip tulang atau tanduk kerbau.

Semua berkata sesuai dengan persepsi subjektif masing-masing. Sampai batas itu sebenarnya belum menjadi masalah, selama masing-masing masih mau berdialog dan mendiskusikan serta saling bertukar informasi.

Salahnya adalah ketika egoisme sempit dan fanatisme buta merasuki mereka dan dengan congkak satu sama lain saling menyalahkan dan saling mengingkari. Kemudian diperparah ketika masing-masing mulai mengkader pengikut dan mendoktrin para kader fanatiknya dengan informasi yang keliru. Lalu lahirlah para kader yang hanya dpaat informasi sepotong-sepotong dari kumpulan orang buta yang tidak pernah melihat bentuk gajah yang sesungguhnya.

Lalu terjadilah silang sengketa antar sekian banyak kekuatan yang menghabiskan begitu banyak tenaga, energi, waktu dan bahkan terkadang harus menelan bulat-bulat kemesraan dan keharmonisan antara sesama muslimin.

Yang sangat menyakitkan, keributan itu dipicu oleh informasi yang tidak jelas dan tidak objektif. Seandainya mereka membuka mata dan melihat dengan jelas seluruh tubuh gajah itu, pastilah mereka akan akur lagi dan saling mentertawakan diri masing-masing.

Islam itu adalah agama yang syamil yang melingkupi semua fenomena kehidupan. Allah berfirman :

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab , kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-an`am : 38)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208)
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Tindihen

Penanya : Mas\'udin
Alamat : Tuban Jawa Timur

Assalamu'alaikum wr.wb.

Alhamdulillah wassholawatu wassalamu'ala sayyidil mursalin. Begini ustad saya kadang mengalami tindihen (tidak bisa bergerak saat tidur tapi rasanya sadar) tapi saat saya putar kaset Ruqyah dan Do'a Ust.Fadlan rasanya tidak ada reaksi apa-apa yang saya rasakan. Bagaimana ini Ustadl ? Jazakumulloh khoiron

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin. Wash-shalatu Was-Salamu `alaa Sayyidil Mursalin. Wa ba`d,

Tindhien yang Anda bilang itu memang sangat besar kemungkinan disebabkan oleh jin. Dan buat jin, hal seperti itu sama sekali tidak sulit. Meski bukan berarti semua kasus ‘tindhien’ itu pasti dilakukan oleh jin.

Secara medis, konon para ahli juga sering memberi keterangan medis, antara lain proses kerja otak yang mengalami semacam halusinasi dan sebagainya.

Jadi kedua fenomena itu mungkin saja terjadi dan bisa diterima secara syar`i . Baik karena pengaruh jin maupun faktor medis / psikologis.

Dalam masalah jin, yang harus dilakukan bila mengahadapi hal itu adalah meniup tiga kali ke sebelah kiri dan membaca surat Al-Ihklash, Al-Falq dan An-Nas. Juga sebelum tidur, usahakan untuk selalu membaca dia tidur yang ma`tsur diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan bila Anda katakan bahwa syudah diperdengarkan kaset ruqiyah tapi tetap tidak ada pengaruhnya, mungkin saja jin itu memang telah tinggal di badan dan perlu ruqyah yang lebih kuat lagi. Namun perlu juga diperhatikan apakah kejadian itu selalu berulang atua hanya sekali saja.

Wallahu A`lam Bish-Showab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah












Tentang Salafy
Penanya : Hamba Allah
Ustadz yang baik, sebenarnya apa sih yang membedakan da'wah Salafy dengan da'wah pergerakan islam yang lain misalnya : IM, JT,dsb

Jawaban:
Secara prinsip, doktrin ajaran mereka sama-sama aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Yang membedakan ciri khas gerakan mereka umumnya adalah issue dan tema yang diangkat.

1. SalafiyahDakwah salafiyah umumnya lebih punya titik tekan pada masalah pembenaran dan pelurusan aqidah. Sehingga istilah-isitlah yang berkaitan dengan tauhid, aqidah, manhaj ahlussunnah dan sejenisnya lebih sering terdengar dari kelompok ini. Selain itu mereka juga sering mengangkat masalah pemberantasan bid`ah-bid`ah yang sering terjadi di tengah masyarakat.

- Dalam masalah fiqhiyah umumnya mereka lebih dekat dengan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal, selain itu Imam Ibnu Taimiyah dan muridnya, Ibnul Qayyim adalah dua tokoh yang paling sering dikutip pendapatnya.

- Sedangkan tokoh ulama yang paling sering mereka jadikan rujukan adalah Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahhab, salah seorang pembaharu di hijaz. Sedangkan tokoh-tokoh ulama mereka kini antara lain adalah Syeikh Abdullah bin Baz, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Syeikh Al-`Utsaimin dan lain-lainnya. Selain itu ada Dr. Rabi`, mantan dosen di Univ. Islam Madinah dan juga syeikh Muqbil di Yaman yang waktu itu sempat memberi fatwa kepada Ustaz Ja`far untuk mengeksekusi pezina di Ambon.

- Secara fiqih, umumnya pendapat mereka lumayan tegas dan saklek sebagaimana fatwa para tokoh ulama mereka di Timur Tengah. Sehingga bisa dilihat dari ciri penampilan pisik mereka yang paling kentara adalah masalah isbal, yaitu meninggikan kain / celana di atas mata kaki dan jenggot. Sedangkan aktifis wanitanya umumnya mengenakan cadar / niqab. Termasuk pengharaman gambar makhluq hidup dan photografi pada sebagian mereka.

- Namun sebagai sebuah organisasi yang terstruktur, nampaknya mereka tidak terlalu antusias kalau boleh dibilang tidak setuju untuk membentuk sturktur sebuah jamaah.

- Mereka pun umumnya menjauhi dunia politik karena dianggap tidak sesuai dengan manhaj Rasulullah SAW.

2. Jamaah TablighKelompok ini bercirikan mengajak orang untuk membersihkan hati, memperbanyak amal ibadah mahdhah, meramaikan masjid, hidup sederhana dan bersahaja serta menghidupkan praktek yang mereka yakini sebagai sunnah Nabi SAW. Diantaranya makan bersama dalam satu wadah dengan tangan, memakai pakaian gaya Arab (pakistan?), memakai parfum dan celak mata, memakai kayu `ara` untuk menggosok gigi (bersiwak) serta memperbanyak zikir dan mengajak orang untuk ibadah.

Mereka tidak terlalu antusias dengan urusan politik suatu negeri, atau memberantas kemungkaran, bid`ah atau syirik. Mereka lebih senang berkonsentrasi kepada Amar Makrufnya yaitu mengajak kepada kebaikan saja. Begitu juga mereka tidak terlalu mempermasalahkan hukum-hukum fiqih dan kajian syariat Islam. Karena ada anggapan hal itu hanya akan menimbulkan perbedaan dan perselisihan antar umat Islam. Dalam acara pengajian mereka yang sering disebut dengan ‘bayan’ umumnya dibahas masalah keutamaan zikir, menghidupkan sunnah, hidup sederhana, meramaikan masjid, tolong menolong dan persaudaraan Islam.

Mereka punya program jaulah dan khuruj yang bentuknya menginap di masjid dan berpindah dari satu masijd ke masjid lain. Mereka tidak merasa risih untuk mengetuk pintu rumah orang-orang muslim dan berziarah serta mengajak anggota keluarga untuk shalat di masjid. Meski mereka tidak kenal dengan penduduk setempat. Bahkan rute khuruj dan jaulah mereka bisa sampai ke manca negara dan berhasil mengislamkan banyak orang di negeri non muslim.

Diantara buku rujukan mereka yang utama adalah ‘Hayatus Shahabah’ karya Al-Kandahlawi. ‘Riyadhus shalihin’ karya Imam An-nawawi dan lainnya.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
.
Ahlul Kitab : Apa Dan Bagaimana
akhwat - makassar

Assalamu alaikum

ustadz, di al Qur'an banyak terdapat ayat yang menyebutkan tentang ahli kitab, apa pengertiannya dan siapa saja yang digolongkan ahli kitab itu? jazakallah


Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Ahli kitab adalah sebutan dari Al-Quran kepada para pemeluk agama sebelum Nabi Muhamamad dimana kepada mereka juga diturunkan kitab Allah. Lebih spesifiknya mereka itu adalah yahudi dan nasrani. Dan termasuk pecahan-pecahannya.

Dalam hal ini kita tidak diharuskan melakukan penyelidikan apakah mereka taat dan menjalankan agama mereka atau tidak, karena yang menjadi ukuran adalah status dan formalitas agama yang mereka akui.

Sehingga bila ada seseorang yang secara status beragama yahudi, namun tidak pernah ke sinagog atau rumah ibadah mereka, juga tidak pernah menyentuh talmud dan tidak melakukan ritual agama mereka, tetap saja digolongkan sebagai ahli kitab.

Sama halnya dengan pemeluk nasraninasrani yang tapi tidak pernah ke gereja, tidak pernah membaca bible, atau belum pernah dibaptis dan setersunya, tetap saja kita posisikan sebagai ahlul kitab.

Bahkan termasuk mereka yang nenek moyangnya bukan berasal dari keturunan atau berdarah yahudi dan nasrani sekalipun, tapi bila secara formal menyatakan diri memeluk agama itu, kita sebut juga sebagai ahli kitab.

Dalam hubungan dengan ahli kitab, umat Islam terkait beberapa hukum :

Dihalalkannya sembelihan ahli kitab buat umat Islam sebagaimana sembelihan umat Islam halal bagi mereka.
Dibolehkannya secara dasar hukum bagi laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab, namun sebaliknya diharamkan laki-laki ahli kitab menikahi wanita muslimah.

Selama ahli kitab ingin hidup dengan damai dan mematuhi perjanjian dengan umat Islam, maka umat Islam dibolehkan bermuamalat, transaksi atau berbisnis dengan kalangan ahli kitab selama mereka jujur dan berkeinginan baik. Dan tidak memerangi umat Islam atau bertindak dengan hal-hal yang merugikan.
Wallahu a`lam bishshowab.

Wassalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah








Apakah Orang2 Yahudi & Nashrani yang Sekarang Ini Termasuk Ahli Kitab?
aries - tangerang
assalamu'alaiku wr.wb.
ba'da tahmid dan sholawat. langsung saja ustadz. saya ingin diberi penjelasan yang gamblang tentang para ahli kitab yang dimaksud oleh Al Qur'an. Apakah orang2 kafir seperti yahudi dan nashrani yang hidup dimasa2 sekarang ini termasuk ahli kitab. bukankah mereka tidak bertuhan kepada Tuhan yang esa (ALLAH), bukankah mereka tidak tuduk kepada kitab2 samawi, dan mereka telah menggantikan kitab2 itu dengan naskah2 dusta buatan mereka sendiri. termasuk injil yang sekarang ada pada mereka juga bukan injil yang dibawa nabi Isa as. (sebab tidak ada bukti otentik tentang itu- silahkan check di buku 'the choice' ahmeed deedat). Untuk itu bagaimana kita harus bersikap dengan mereka saat2 ini, berkenaan dengan misi mereka memurtadkan umat islam dengan berbagai cara? apakah harus kita perangi?

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Kalau orang yahudi dan nasrani bertuhan kepada Tuhan yang esa (ALLAH), tuduk kepada kitab2 samawi, dan tidak menggantikan kitab2 itu dengan naskah2 dusta buatan mereka sendiri, tentu mereka tidak akan dicela dan dikutuk oleh Al-Quran Al-Karim.

Justru Al-Quran Al-Karim ketika menceritakan kebusukan mereka, intinya adalah tiga hal yang Anda tanyakan itu. Yaitu tidak bertuhan kepada Tuhan yang esa (ALLAH), tidak tuduk kepada kitab2 samawi dan menggantikan kitab2 itu dengan naskah2 dusta buatan mereka sendiri. Perilaku itu sudah mereka kerjakan jauh sebelum nabi Muhammad SAW diutus. Bahkan bisa dikatakan, diutusnya Nabi Muhammad SAW itu untuk menjadi pengganti dari risalah yang telah mereka rusak itu.

Jadi bukan baru hari ini saja mereka seperti itu. Jauh sebelum dilahirkannya umat terbaik ini, keburukan mereka telah nyata. Dan semua itu diabadkan di dalam Al-Quran Al-Karim.

Sehinga tidak ada perbedaan antara yahudi dan nasrani baik pda masa sebelum diutusnya Rasulullah SAW, pada masa Rasulullah SAW dan juga pada masa sekarang ini. Mereka disebut di dalam Al-Quran Al-Karim sebagai ahli kitab sebagai ejekan dan cemoohan. Intinya memang mereka tidak bertuhan kepada Tuhan yang esa (ALLAH), tidak tuduk kepada kitab2 samawi dan menggantikan kitab2 itu dengan naskah2 dusta buatan mereka sendiri. Dan itulah sosok yahudi dan nasrani di massa Rasulullah SAW dan sebelumnya. Dan sama sekali tidak ada bedannya dengan sosok mereka hari ini.

Karena itu, hukum-hukum Islam yang berlaku untuk mereka pada hari ini pun tetap sama. Baik urusan makanan (sembelihan) mereka, menikahi wanita mereka dan bermuamalat dengan mereka.

Apabila mereka mau hidup damai berdampingan dengan ummat Islam, tentu kita akan menerima dengan tangan terbuka. Dan bila melancarkan serangan, maka umat Islam berkewajiban untuk menahan serangan itu dan melumpuhkan mereka.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah




Apakah Nabi Isa AS Akan Turun Pada Akhir Zaman

furqon - JL.SOFA MARWA II MEKARSARI CIMANGGIS DEPOK
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Pak Ustadz yang kami hormati, Apakah Nabi Isa AS akan turun ke dunia pada akhir zaman dan kalau turun apa yang akan beliau lakukan ? Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih .

Wassalaamu'alaikum

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat kubro adalah turunnya Nabi Isa as. Beliau akan menjadi muslimin atau bagian dari umat Islam, menghancurkan salib dan menghancurkan berhala. Karena risalah yang beliau bawa adalah risalah yang bersumber dari Allah juga.

Namun turunnya beliau bukan sebagai nabi karena setelah diangkatnya Muhammad Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir, tidak ada lagi nabi yang turun ke bumi dengan membawa risalah dari langit.

Karena itu kedudukan Nabi Isa nanti bukan lagi sebagai Nabi, tapi bagian dari umat Islam ini, beliau berkitab suci Al-Quran, mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat menghadap ka`bah, puasa Ramadhan, berhaji ke Mekkah dan menjalankan syariat Islam yang selama ini kita jalankan.

Semua keterangan itu kita dapatkan dari hadits-hatis Rasulullah yang sampai kepada kita, antara lain :

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, Nyaris akan turun kepada kalian putera Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib dan membunuh babi dan memungut jizyah dan memenuhi harta ... (HR Muslim dalam kitab Iman bab turunnya Isa)

Hadits lainnya bisa Anda baca dan pahami berikut ini :

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”. Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)

Saat Nabi Isa as turun ke bumi nanti, maka dia bukan sebagai nasrani tetapi sebagai muslim yang menjalankan syariat dan ketentuan agama Islam. Beliau akan shalat bersama muslimin di masjid, menghadap qiblat, mengharamkan khamar, babi dan trinitas. Juga akan menghancurkan salib yang menjadi sumber kemusyrikan.

Kalau Nabi Isa saja melakukan itu, lalu apa hak para pendeta, romo, rahib dan semua penganut agama samawi terdahulu untuk tetap bertahan dengan agama yang telah dihapus dan tidak berlaku lagi.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Bertapa Di Pinggir Kali
Sigit W - Jakarta
Dalam jawaban pertanyaan yang diajukan oleh Sdr. Priyono (Depok) tentang Kesaktian Semua adalah ulah jin, disinggung tentang kisah S. Kalijaga yang bertapa di pinggir kali di mana hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, menurut Saya itu adalah cara Tuhan memberikan petunjuk (berupa wahyu, ilham dsb.) kepada hambanya seperti halnya Tuhan memberi petunjuk lewat mimpi, tanda-tanda alam, atau kejadian tertentu. Bukankah Tuhan menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. ketika beliau sedang bertapa/berdiam di gua Hira', yang per definisi bertapa di gua adalah cara yang tidak Islami?

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT, telah ditentukan caranya sesuai dengan syariah Islam.

Pertama : menuntut ilmu. Ini adalah cara yang paling jelas dan memang diwajibkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Mempelajari ilmu agama merupakan fadhu ‘ain bagi setiap muslim.

Tentunya harus ada guru / ustaz atau ulama yang memang memiliki kedalaman atas ilmu tersebut. Selain diperlukan kesungguhan, kecerdasan, perhatian, biaya dan tentu butuh masa waktu tertentu.

Inilah yang menjadi tradisi para ulama Islam, yaitu mengembara dari satu peradaban ke peradaban lain untuk mendapatkan ilmu dan berguru kepada para ahli ilmu. Bukan ilmu kebal, tapi hadits dan tafsir serta masalah-masalah fiqhiyah lainnya.

Kedua : Shalat dan Doa Selain itu Rasulullah SAW telah mengajarkan kita untuk berdoa dan shalat agar diberi hidayah oleh Allah SWT. Beliau tidak pernah memerintahkan para shahabat untuk mendaki Jabal Nur dan masuk ke Gua Hira agar mendapat wangsit, petunjuk atau ilham.

Dan sejarah Islam tidak pernah menceritakan kepada kita ada shahabat atau tabi’in yang melakukan ‘napak tilas’ masuk ke gua untuk mendapatkan wahyu atau ilham. Tetapi melakukan shalat istikharah atau memanjatkan doa yang syar’i kepada Allah SWT agar diberikan hidayah.

Yang kerjanya masuk gua itu justru para ahli sihir, dukun, tukang ramal dan sejenisnya. Sedangkan ketika Muhammad SAW dahulu bertahannus di Jabal Nur, tujuannya bukan untuk ‘mengalap’ petunjuk dari langit. Jadi sama sekali tidak bisa disamakan dengan ‘topo’ versi orang jawa. Beliau menyepi dari kejahilan kaumnya dan sama sekali tidak pernah terlintas untuk mencari ‘petunjuk’ di gua.

Ketiga : Muzakarah dan Konsultasi Selain itu hidayah juga bisa didapat dengan melakukan muzakarah dan konsultasi kepada para ahli ilmu agama. Dengan harapan, melalui mereka Allah SWT akan memberikan keluasan berpikir dan kedalaman makna ajaran Islam. Sehingga mudah baginya untuk membuka hati dan pikiran serta tidak terhalanginya ilham dari Allah SWT.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Tidak Mengakui Adanya Allah Di Dalam Hati
Hamba Allah - Samarinda
apakah keislaman itu syah apabila seseorang mengakui adanya Allah dengan lisan tetapi dalam hatinya tidak mengakuinya,tetapi dia menjalankan perintah,seperti puasa,shalat dll.apakah gugur aqidah nya

Jawaban:
Orang yang tidak mengakui adanya Allah SWT adalah seorang mulhid atau atheis yang tidak bertuhan. Dan seoang yang mulhid yang tidak mengakui adanya tuhan jelas bukan muslim dan semua pahala amalnya musnah, tidak diterima. Maka semua yang pernah dilakukannya dari amal kebaikan akan tidak ada artinya dan sia-sia belaka. Bahkan sekedar mengingkari kebenaran kitab suci Al-Quran Al-Karim dan mengingkari adanya hari akhirat nanti, sudah membuat seseorang sia-sia amalnya.

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Al-A'raf : 147)

Tetapi kalau ada orang yang secara formal dan zahir mengikrarkan dua kalimat syahadat sebagai tanda ke-Islamannya, maka secara zahir kita pun harus memperlakukannya sebagai muslim. Sedangkan bila dia menyembunyikan penyakit di dalam hatinya yang intinya tidak mengakui apa yang telah diikrarkannya di depan umum, maka urusannya kembali kepada Allah SWT.

Mereka yang melakukan seperti ini pernah ada dan hidup di zaman Rasulullah SAW. Bahkan mereka hidup berdampingan dengan beliau. Mereka ini disebut dengan julukan MUNAFIQIN. Al-Quran Al-Karim secara khusus telah banyak menyebutkan ulah para munafiqin ini baik di dalam surat Al-Ahzam, At-Taubah mapun secara khusus di dalam surat yang judulnya : Al-Munafiqun
.

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar . Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan ?(QS. Al-Munafiqun : 1,2,4).

Orang-orang yang secara formal telah menyatakan diri masuk Islam, maka harus diperlakukan sebagaimana muslimin. Artinya mereka wajib ikut semua kewajiban umat Islam dan berhak mendapat semua fasilitas umat Islam.

Diantara kewajiban sebagai umat Islam adalah keterikatan secara hukum dengan hukum Islam. Maka meski barangkali mereka tidak percaya kepada hukum Islam, namun bila kaya wajib bayar zakat dan menunaikan ibadah haji, bila mencuri harus dipotong tangannya, bila berzina harus dirajam atau dicambuk 100 kali, bila membunuh harus diqishash, bila meminum khamar harus dicambuk 40 kali atau 89 kali. Dan yang terpenting, bila murtad maka wajib dipenggal lehernya. Sedangkan hak-haknya adalah bila wafat dimandikan, dikafani, dishalatkan dan dikuburkan di kuburan muslimin. Hartanya pun boleh diwariskan kepada ahli warisnya. Perwaliannya syah bila menikahkan anak wanita dan sterusnya.

Seorang yang munafiq yaitu yang secara zahir menyatakan ke-Islaman namun mengingkarinya di dalam hati harus diperlakukan sebagai muslim di dunia ini. Namun di akhirat nanti tempatnya adalah pada keraknya neraka. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka."(QS. An-Nisa : 145).
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Shalat Di Rumah Orang Nasrani
Ari - Jakarta
Assalmu'alaikum Wr Wb Saya ingin bertanya apa hukumnya kita shalat di rumah kerabat yang beragama nasrani? sahkah shalat saya? Wassalamu'alaikum Wr Wb

Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Salah satu yang membedakan agama Islam dengan agama lainnya yang datang dari Allah SWT juga adalah bahwa khusus untuk agama Islam, para pemeluknya boleh melakukan shalat dimana pun. Bahwa bumi ini telah dijadikan suci bagi semua umat Islam dan telah pula secara syah dijadikan tempat sujud. Sehingga dimanapun seorang muslim mendapatkan waktu shalat, disitu dia boleh melakukannya.

dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Aku diberikan 5 hal yang tidak diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku : [1] Aku ditolong dengan rasa takut di hati musuhku sebulan sebelumnya, [2] Dijadikan bumi/tanah itu suci dan sebagai masjid, sehingga dimanapun waktu shalat mendapati ummatku, disitulah dia shalat. [3] Dihalalkan untukku memakan harta rampasan perang yang tidak dihalalkan untuk nabi sebelumku, [4] Aku diberikan syafa’at, [5] Dan semua nabi di utus hanya untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.”(HR. Bukhari : 335 dan Muslim 21).

Dalam hadits lainnya juga disebutkan tentang sucinya tanah atau bumi untuk shalat dimana pun adanya.

Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Telah bumi itu suci dna menjadi masjid untuk ummatku. (HR. Ahmad : 5/248).

Dari dua dalil itu, maka tidak ada halangan buat seorang muslim untuk melakukan ibadah shalat di mana pun, tidak harus di tempat khusus seperti masjid, mushalla atau masjidil haram.

Bahkan di dalam gereja sekalipun, umat Islam dibolehkan untuk melakukannya. Kalau pun Umat bin Al-Khattab ra pernah menolak untuk shalat di dalam gereja masehi di Baitul Maqdis saat penaklukan kota itu, bukan karena keharamannya, namun karena beliau tidak ingin menyinggung perasaan penyembah nabi Isa itu. Maka Umar ra membangun masjid khusus di samping Baitul Maqis itu dan hingga hari ini dikenal dengan nama masjid Umar.

Karena itu bila Anda harus shalat di rumah teman Anda yang bukan muslim, maka lakukan saja dan tidak ada larangan dalam hal ini.

Yang tidak boleh adalah melakukan shalat di tempat kotor dan najis seperti di dalam WC, tempat pembuangan sampah atau di kandang ternak yang kotorannya dianggap najis.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah







Maksud Ayat : Wa In Tubdu Ma Fii Anfusikum..dst
Zulkhaery - medan

Assalamu'alaikum Wr Wb ustadz, ada yang jadi pertanyaan bagi saya, setau saya niat dalam hati selagi tidak diaktualisasikan tidak mendapat dosa dari allah, ana baca di ayat terakhirsurah albaqoroh : wa in tubdu ma fi anfusikum aw tukhfuhuyhusibkum bihillah"; bagaimana maksud ayat diatas ustadz?

Wassalam wr wb

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Mari kita bukan kitab tafsir untuk memahami ayat yang Anda tanyakan. Di dalam tafsir Al-Jami’ Li Ahkamil Quran jilid 3 halaman 411 s/d 413, Imam Al-Qurthubi menyebutkan ada beberapa pendapat tentang pengertian ayat ini.

1. Pengertian Pertama Makna ayat ini dianggap mansukh atau dihapus dengan lafaz selanjutnya. Sehingga hukumnya tidak berlaku lagi.

Yang berpendapat seperti itu dari kalangan shahabat Rasulullah SAW adalah Ibnu Abbas ra, Ibnu Masud ra, Aisyah ra dan Abu Hurairah ra. Sedangkan dari kalangan berikutnya ‘Atho’, Muhammad bin Sirin, Muhamma dbin Ka’ab, Musa bin ‘Ubaidah dan lainnya.

Yang menasakhkan lafaz itu adalah lafaz berikutnya yang bermakna : Sesuunguhnya Allah mengampuni orang yang Dia kehendaki dan mengazab orang yang Dia kehendaki.

2. Pendapat Kedua Ayat itu tidak dinasakh, dia tetap muhakkamah makhshushah. Dan ayat itu dalam makna as-syahadat yang dilarang untuk menutupinya. Maksudnya adalah seseorang yang bersyahadat lalu menutupi ke-islamannnya karena takut, maka Allah SWT pasti akan menerimanya juga.

Pendapat ini disampaikan oleh As-Sya’bi, Mujahid dan Ikrimah.

3. Pendapat Ketiga Yang dimaksud disini adalah apa yang telah menjadi kehendak dan keyakinan meski di dalam hati. Misalnya seseorang punya tekad dan keinginan kuat untuk tidak percaya kepada agama Allah SWT. Meski dia masih shalat dan ibadah, namun di dalam hatinya ada tekad untuk tidak mengimani islam.

Pendapat ini adalah pendapat Mujahid.

4. Pendapat Keempat Ayat ini tidak mansukh, melainkan muhakkamah ‘ammah. Sehingga meski seseorang baru sekedar berniat melakukan kejahatan, maka pastilah dihitung oleh Allah SWT sebagai perbuatan jahat. Namun setelah itu Allah SWT ampuni kalau dia seorang mukmin dan tidak diampuni kalau dia bukan mukin.

Dalilnya adalah lafaz ayat selanjutnya yang menyebutkan bahwa : Sesuunguhnya Allah mengampuni orang yang Dia kehendaki dan mengazab orang yang Dia kehendaki.

Pendapat ini nampaknya yang paling benar dan sesuai dengan hadits najwa.

Sesuunghnya Allah SWT tidak mencatat dosa yang masih di dalam hati, selama tidak diucapkan atau dilaksanakan. (HR. Bukhari 2528, Muslim 128, Abu Daud 2209, At-Tirmizy 1183, An-Nasai 6/156 ddl)

Wallahu a`lam bishshowab.
Wassalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Tanggapan Ucapan Natal Seorang Tokoh

Djoko Sudarwo - Citeureup, Bogor
Assalamu'alaikum wr wb Sebagai awam saya jadi bingung soal ucapan Natal. MUI mengharamkannya juga beberapa pertanyaan/jawaban di syariah online. Tapi tiba-tiba seorang Amien Rais tokoh Islam, mantan ketua organisasi Islam besar di negeri ini juga pimpinan partai dan pejabat negara mengucapkan selamat natal dan tahun baru di televisi. Masalah jadi mentah lagi, boleh (halal) atau tidak (haram) sih seorang muslim mengucapkan Natal ? Pertanyaan saya "Bagaimana tanggapan team pengasuh terhadap peristiwa ini?" Jazakallah khoron katsiro Wassalamu'alaikum wr wb

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Amien Rais adalah tokoh partai politik, sehingga alam pikiran beliau lebih kepada pertimbangan politis dan diplomasi. Beliau bukan tipe ulama yang mendalami urusan detail dari ajaran Islam, terutama masalah aqidah dan sendi-sendinya. Sehingga apa pun yang dilakukan oleh tokoh semacam Amien Rais tidaklah bisa dijadikan patokan dan landasan dalam urusan beragama, terutama dalam urusan aqidah yang lebih rinci.

Kalau yang melakukan hal itu adalah tokoh ulama atau anggota MUI misalnya, barulah Anda berhak merasa urusannya mentah lagi. Tapi kalau yang melakukannya sejenis Amien Rais, sama sekali tidak ada yang mentah lagi. Lantaran Pak Amien itu bukan rujukan untuk masalah Aqidah dan Syariah.

Sebaliknya, kalau Anda ingin mendalami urusan perpolitikan di negeri ini, silahkan Anda merujuk kepada beliau. Beliau adalah salah seorang pemain politik di negeri ini dan tentunya punya analisa politik sendiri. Meski beliau terkenal sebagai mantan ketua ormas Islam, sering ceramah di TV dan lahir dari kalangan Islam, tapi urusan aqidah dan syariah, bukan beliau rujukannya. Silahkan tanya kepada ahlinya. Allah SWT telah berfirman :

Maka bertanyalah kepada ahlaz zikri (orang yang mempunyai pengetahuan) jika kamu tidak mengetahui,(QS. An-Nahl : 43).

Dalam urusan mengucapkan selamat natal, pak Amien bukan termasuk kategori ‘ahlazzikri’. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia adalah rujukan yang tepat. Dan kita tahu persis bahwa tokoh semacam Buya Hamka pun mengharamkan hal itu. Bahkan beliau rela keluar dari MUI ketika lembaga ini ditekan oleh penguasa di zaman Soeharto untuk mencabut fatwa haramnya.

Jadi mengucapkan selamat natal tetap haram hukumnya bagi umat Islam. Hukum ini tidak akan pernah berubah meski banyak tokoh dari kalangan muslim yang melanggarnya. Itu urusan masing-masing kepada Allah SWT dan terserah mereka bagaimana bertangung-jawab nanti di akhirat. Kita hanya berkewajiban untuk mengingatkan mereka agar tidak berlaku sembrono dan dan gegabah terutama ketika menyangkut masalah aqidah dan syariah.

Semoga Allah SWT memberi hidayah kepada kita semua dan dijauhkan dari azab yang pedih di neraka. Amien, Ya Rabbal ‘Alamien.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah







Talkin Laaillahailallah
Azzahra - CipinangAssalamualaikum wr..wb

P'Ustadz, langsung saja, saya pernah membaca disalah satu buku muslim disitu dikatakan kalau ada orang atau kita mau sakaratul maut harus mengucapakn / dituntun ucapan Laaillahaillallah agar kita masuk surga. Yang jadi pertanyaan saya, apakah bila kita mengucapkan hal tersebut diatas sebelum sakaratul maut begitu kita mati langsung masuk surga atau kita tidak mendapat siksa kubur atau melalui proses dulu sesuai amalan kita selama didunia. Mohon penjelasana dari P'Ustadz

Jazakumullah khairan katsiran Assalamualaikum wr..wb

Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Orang yang menjelang wafatnya sempat mengucapkan syahadatain merupakan ciri dari orang yang husnul khatimah. Insya Allah dia masuk surga dan kita wajib mendoakannya.

Sedangkan apakah dia langsung begitu saja masuk surga tanpa dilakukan proses hisab, tentu saja tidak. Sebab hanya kalangan terbata sekali yang akan mengalaminya, yaitu khusus hanya pada orang-orang yang mati syahid di medan tempur membela agama Allah SWT.

Sedangkan yang lainnya, tentu harus mengalami proses penimbangan amal (mizan), penghitungan (hisab) dan sebagainya. Apabila hasilnya lebih berat timbangan amal baiknya, maka dia masuk surga. Sebaliknya bila timbangan amal kejahatannya lebih berat, maka dia akan disiksa dahulu di neraka.

Memang benar ada hadits yang menyebutkan bahwa orang yang pernah mengucapkan syahadatain itu pasti masuk surga. Hanya saja tidak secara langsung, bisa saja dia harus menebus dosanya dahulu di neraka untuk pada suatu saat bila semua telah tertebus, dikeluarkanlah dia dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.

Dari Abi Said bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata,”Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka …(HR. Bukhari 6560 dan Muslim 184)

Di dalam hadits lainnya juga disebutkan hal senada :

Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan (iman). (HR. Bukhari 44 dan Muslim 193)

Dan kita juga mendapatkan hadits berikut ini untuk menjelaskan bahwa memang benar seorang yang pernah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, akhirnya akan masuk surga juga, meski harus dibakar dahulu di neraka.

Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang Allah SWT yang berfirman,”Demi Izzah-Ku, demi Jala-Ku, demi Kesombongan-Ku dan demi Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan (Laa ilaaha illallah). (HR Bukhari)

Semua hadits di atas dan masih banyak lagi hadits di atas memang memberikan jaminan bahwa orang yang telah pernah mengucapkan syahadatain itu pastilah dikeluarkan dari neraka dan masuk ke dalam surga.

Hanya saja masalahnya, tidak ada jaminan bahwa sebelum masuk ke surga itu apakah akan mampir ke neraka dulu atau tidak. Yang kedua, tentu saja yang dimaksud dengan mengucapkan dua kalimat syahadat itu adalah ikrar yang datang dari lubuk hati, bukan sedekar asal bunyi tapi tanpa rasa percaya.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Sampaikah Do'a Buat Kakek Yang Sudah Meninggal?
Rabbani - QatarAssalamu'alaikum wr. wb.

Pak Ustadz, apakah akan sampai do'a seorang cucu buat kakeknya yang sudah meninggal? Kemudian apakah akan sampai juga berkahnya baca alquran (baca surat Yasin)?

Terimakasih Wassalam

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Masalah yang Anda tanyakan ini sudah sering kali kami jawab di dalam situs ini, silahkan Anda cari sendiri. Namun sekedar jawaban singkat, kami sampaikan beberapa hal :

Hampir semua ulama (jumhur) sepakata bahwa pahala orang yang beramal di dunia ini bisa dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat. Bahkan syaikhul Islam Ibnu Taymiyah pun berpendapat yang sama. Sebab ada sekian banyak dalil yang memberi pemahaman bahwa hal itu dimungkinkan.

Kecuali ada beberapa kalangan dari ulama yang berpendapat bahwa pahala tidak bisa dikirimkan kepada orang yang sudah wafat. Diantara yang berpendapat demikian adalah Al-Imam Asy-Syafi'i. Menurut beliau, bacaan ayat Al-Quran Al-Kariem termasuk bacaan al-Fatihah itu tidak bisa dihadiahkan pahalanya kepada orang yang sudah wafat.

Menurut beliau, setiap orang menanggung pahala dan dosa masing-masing. Dan bila sudah wafat, maka tidak ada lagi transfer pahala antara orang yang hidup dan yang mati.

Lucunya, meski di negeri kita ini umumnya bermazhab Asy-Syafi'iyah, tapi pada prakteknya umat ini lebih sering berkeyakinan sebaliknya dari pendapat mazhabnya. Adanya acara tahlilan dan sejenisnya adalah sebuah aktifitas yang berangkat dari pemahaman bahwa pahala bacaan Al-Quran Al-Kariem bisa dikirimkan kepada orang yang sudah wafat. Persis seperti pendapat Ibnu Taymiyah dan para ulama yang di negeri ini kurang dikenal luas.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah







Bagaimana Orang Tua Yang Mendoakan Anaknya
Toto - JakartaAssalamu'alaikum wr.wb.

Ust yang dirahmati Allah SWT. Saya ingin bertanya tentang bagaimana amal seorang anak yang sholeh telah meninggal lalu di doakan oleh oarang tua. apakah doa si orang tua itu mengurangi dosa anak tsb.?

Wassalamia'aikum wr.wb

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Para ulama –sebagaimana sering kami sampaikan- berbeda pendapat dalam masalah hubungan mayit dengan orang yang hidup.

1. Pendapat Pertama Ada yang mengatakan bahwa tidak ada sama sekali hubungan saling menguntungkan antara keduanya. Artinya amal orang yang hidup sama sekali tidak berpengaruh kepada orang yang sudah mati.

2. Pendapat Kedua Disisi lain ada juga yang mengatakan ada pengarusnya, tapi terbatas pada 3 kondisi saja seperti yang disebutkan dalam hadits terputusnya amal anak Adam ketika wafat. Jadi doa anak kepada orang tua saja yang bisa diterima, sedangkan sebaliknya, doa orang tua kepada anak, menurut kalangan ini tidak bisa diterima, sebab tidak sesuai dengan isi haditsnya.

3. Pendapat Ketiga Ada lagi yang mengatakan bahwa amal orang yang hidup bisa diberikan pahalanya kepada orang yang sudah mati, selama jenis amal itu adalah amal yang bersifat harta benda (maliyah) seperti shodaqah, infaq, wakaf dll).

4. Pendapat Keempat Dan yang lain lagi mengatakan bahwa semua jenis amal itu bisa dikirimkan kepada orang yang sudah mati, baik dari orangtua ke anak atau sebaliknya, bahkan dari dan ke orang yang tidak saling kenal sekalipun. Semua jenis amal manusia bisa dihadiahkan pahalanya kepada orang yang sudah wafat, tidak terbatas hanya 3 macam saja, juga tidak hanya terbatas pada jenis amal maliyah (harta benda) saja. Jadi semua jenis amal bisa diberikan pahalanya kepada orang yang sudah wafat.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah









Qurban : Nabi Ismail yang Akan Dikurbankan ?
Rudi - Bogorassalamu alaikum

selama ini yang saya tahu, dalam peristiwa qurban Nabi Ibrahim, beliau akan menyembelih anaknya (Nabi Ismail) darimanakah asal-usul cerita bahwa nabi Ismail yang akan dikurbankan (dari Alquran ? dari Hadits) ?

masalahnya : saya pernah membaca sebuah buku, yang menyebutkan bahwa : pada peristiwa kurban nabi Ibrahim tsb, tdk disebutkan siapa anak Nabi Ibrahim yang akan dikurbankan (jadi kemungkinan bisa Nabi Ismail atau anak Nabi Ibrahim yang lain (saya lupa namanya )

terima kasih

Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Kisah tentang nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail jelas-jelas disebutkan dalam Al-Quran Al-Karim. Tak ada satu pun mufassir yang mengatakan bahwa anak yang diperintahkan untuk disembelih itu orang lain selain Nabi Ismail. Meski memang tidak disebutkan siapa namanya di dalam ayat itu.

Silahkan Anda bukan surat Ash-Shaffaat dan telaah baik-baik :

Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku . Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar . Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS. Ash-Shaffaat : 99-102 ).

Namun perintah menyembelih anak itu memang sekedar ujian dari Allah SWT, apakah Ibrahim itu benar-benar bertawakkal dan beriman kepada-Nya. nyatanya, kemudian Allah SWT menggantinya dengan seekor kambing.

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar .(QS. Ash-Shaffaat : 107).

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Alam Akherat Dan Kematian
Nano - Jl. Gajah Mada TarakanPak Ustadz pernah saya dengar dari seorang ulama yang mengatakan bahwa di akherat itu nantinya orang tidak saling kenal mengenal. Sementara pernah juga saya dengar dari ulama lain yang menceritakan tentang suatu kisah yaitu adanya seorang bapak yang tidak jadi masuk surga gara-gara seorang anak yang ditanya oleh malaikat kenapa tidak shalat, kata anak tersebut saya tidak pernah diajari tentang shalat oleh orangtua saya, terus ditanya mana orang tuamu, maka ditunjukanlah orang tuanya. Bagaimana ini sebenarnya saling mengenal atau tidak?

Apakah sebenarnya Allah SWT sudah menentukan bahwa si Ulan nantinya akan meninggal hari Senin, jam sekian, misalnya matinya mati kecelakaan atau mati dibunuh oleh orang lain. itu merupakan takdir atau buka?

Jawaban:
Barangkali yang dimaksud dengan tidak saling mengenal adalah pada saat hari penghitungan. Dimana semua orang pada saat itu sibuk dengan kasus masing-masing. Dan karena dahsyatnya hari itu, sehingga seorang ayah tidak kenal lagi dengan ayahnya oleh sebab semua dalam keadaan stress yang akut dan sangat over.

Dan apabila datang suara yang memekakkan, pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. ).

Anda bisa bayangkan bahwa nasib manusia akan ditentukan hari itu, apakah dia akan menjadi penghuni surga atau dibakar di neraka. Tidak ada lagi orang yang mengingkari kebenaran ini seperti sekarang di dunia yang kita masih bisa tertawa dan bercanda bahkan terkadang suka kualat dengan Allah SWT.

Disana semua akan menjadi sangat nyata. Pengadilan hari akhir itu akan mempertontonkan setiap tindak –tanduk kita di dunia. Mulut kita akan terkunci, hanya tangan dan kaki yang akan menjadi saksi.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS. Yaasin : 65).

Maka wajah manusia pada hari itu akan tertunduk lesu dan tertutup debu.

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas(QS. Al-Ghasyiah : 2).

Dan banyak muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan . Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (HR. Abasa : 40-42)

Namun sebaliknya, bila masa penghitungan itu telah lewat dan hasilnya telah pasti akan memasukkannya ke surga, wajah-wajah orang beriman akan berseri-seri :

Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria, (QS. Abasa : 38-39)

Hari kiamat itu digambarkan oleh Allah SWT sebagai hari yang bisa membuat anak bayi menjadi ubanan, saking menakutkannya.

Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.(QS. Al-Muzzammil : 17)

source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Allah Di Langit?

Chaidir - Ampera Raya Jl. Melati. No. 64 Jaksel
Belum lama ini ada diskusi yang menyatakan Allah berada di langit, berdasarkan ayat2 yang mengatakan Allah bersemayam di Arsy, sedangkan Arsy Allah berada di langit.

Hal yang membingungkan saya adalah, kalau Allah berada di langit, dimana Allah tinggal ketika langit belum diciptakan? Bagaimana pula dengan ayat-ayat yang menceritakan bahwa saat kiamat, langit digulung, langit terbelah atau langit digoncang dengan goncangan yang dasyat.

Mohon penjelasan mengenai hal ini. Terima kasih atas bantuannya. Wassalam.


Jawaban:
Keberadaan Allah SWT itu tidak sama dengan keberadaan benda-benda dan materi yang harus menempati ruang tiga dimensi. Jangan sekali-kali Anda menyamakan wujud Allah SWT itu sebagaimana wujudnya materi dan benda yang membutuhkan ruang dan harus berada di dalam sebuah garis waktu. Karena ruang dan waktu sebenarnya hanyalah makhluq Allah SWT juga yang telah diciptakannya.

Namun berhubung Allah SWT telah menyebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim bahwa Dia ada di langit, maka kita menerima ayat itu sebagai sebuah kebenaran. Haram hukumnya menolak ayat itu atau menafikannya. Dan haram juga untuk mentakwil atau menafsirkannya, misalnya mengatakan bahwa langit yang dimaksud adalah langit dalam makna kiasan, atau menunjukkan ketinggian Allah SWT.

Mengapa kita diharamkan mentakwilkan hal itu ? Karena Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mengeti dan paham betul seluk beluk Al-Quran Al-Karim, tidak pernah memberikan penjelasan tentang maksud ayat-ayat itu. Juga para shahabat saat itu tidak pernah menanyakan seperti apa yang saat ini Anda tanyakan. Jangan dikira bahwa para shahabat itu bodoh dan tidak sempat bertanya, tidak, mereka bukan tidak sempat, tapi memang tahu bahwa wilayah pembicaraan kita bukan disitu areanya.

Kalau sekedar urusan teknis instinja’ saja mereka tanyakan, bagaimana mungkin mereka tidak bertanya tentang wujud dan hakikat kebertempatan Allah SWT ? Logikanya kan demikian. Tapi sekali lagi, mereka tidak bertanya dan Rasulullah SAW tidak menjawab, karena thema wujud Allah SWT itu bukan wilayah pembahasan manusia. Sehingga apa yang Allah SWT sebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim, itulah yang kita yakini dan kita imani.

Berhubung Rasulullah SAW dan para shahabat menjauhkan diri dari pembahasan wujud Allah SWT dan teknisnya, maka itulah yang harus kita lakukan saat ini. Apalagi beliau telah bersabda,”Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan jangan pikirkan tentang zat Allah.”.

Dalam menerima ayat atau hadits yang membicarakan tentang bentuk dan keadaan Allah SWT, pilar yang harus kita pegang adalah :

Menerima dan tidak menolak ayat atau hadits itu bila shahih.
Tidak mentakwilkannya
Tidak menyerupakan Allah SWT dengan apapun
Tidak menjasadkan Allah SWT
Dan Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanyakan tentang masalah demikian, menjawab bahwa bersemayam itu sudah kita ketahui maknanya, namun bagaiman bentuk bersemayamnya Allah SWT adalah hal yang tidak kita ketahui (majhul) dan bertanya tentang bentuknya itu adalah bid’ah.

source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Ada Teman Non Muslim Bertanya Tentang Mendoakan Nabi SAW
Fikri - Jakarta
Assalamulaikum wr wb.

Saya mempunyai teman Non Muslim yang sedang belajar agama islam, dia mempunyai pertanyaan tentang kenapa Nabi Besar Muhammad SAW di doakan oleh umat islam demi keselamatan beliau, sedangkan di dlm al-quran Nabi Besar Muhammad SAW itu sendiri telah di janjikan Surga buat junjungan kita tersebut. Yang ingin saya tanyakan bisakan Pak Ustadz atau Ustadzah membantu saya untuk penjelasannya sesuai dengan al-quran sebagai kitab kita yang paling suci di muka bumi ini, sehingga nanti saya bisa jelakskan ke temen saya tersebut. Sebagai Informasi sedikit saya telah jelaskan bahwa selain Nabi Muhammad umat islam juga di suruh untuk tetap mendo`akan kedua ibu bapak mereka baik masih hidup atau sudah mati??? Pak Ustadz dan Ibu Ustadzah yang saya hormati apakah sedikit penjelasan saya tersebut salah???

Terima kasih

Wassalamualaikum wr wb.


Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Bershalawat itu maknanya banyak, tidak terbatas kepada doa semata. Karena itu di dalam Al-Quran Al-Karim kita menemukan adanya ayat yang menceritakan bahwa Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi SAW. Dan untuk itu umatnya pun diperintahkan untuk bershalawat kepada beliau juga.

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .(QS. Al-Ahzab : 56).

Allah SWT bershalawat kepada Nabi SAW ? Apakah maknanya Allah berdoa kepada Nabi ? Tentu saja bukan. Makna Allah SWT bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah SWT memberinya rahmat. Dan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan. Sedangkan bila shalawat itu dari orang mukmin maka maknanya adalah doa supaya beliau diberi rahmat dan kasing sayang.

Dan mendoakan seorang nabi tidak salah, karena salam yang kita sampaikan kepada orang yang bertemu dengan kita pun maknanya adalah doa. Kalimat Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh maknanya adalah ‘Semoga keselamatan terlimpah atasmu serta rahmat dan barkahnya.’.

Buat orang Islam, saling mendoakan satu sama lain adalah hal yang biasa dan telah menjadi syiar agama. Termasuk memberi salam kepada Rasulullah SAW dan bershalawat kepadanya.

Kalau kita mendoakan keselamatan dan kepada seseorang bukan berarti kita meyakjini bahwa dirinya ada dalam ketidak-selamatan. Doa keselamatan itu sama saja bila kita menyapa teman dengan mengatakan semoga Anda sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Apakah bila kita menyapa demikian berarti teman kita itu sekeluarga sedang dirawat di rumah sakit ? Tentu tidak, karena salam dan shalawat itu sifatnya syiar yang hidup di tengah sesama kita. Dan mendoakan keselamatan tidak berarti yang kita salami itu sedang sakit tidak bisa bangun.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar