Awali Hidup Ini Dengan Membaca Basmallah
Semoga Amal Ibadah Kita Diterima Allah S.W.T .....Amien...

link

Kamis, 31 Mei 2012

Meminta Sesuatu Harus Istiqamah

Fir'aun memang keterlaluan. Betapa tidak, ia sudah jelas-jelas tidak dapat membuktikan kebohongan nabi Musa dan nabi Harun as. Relung hatinya yang paling dalam sebenarnya meyakini kebenaran keduanya, akan tetapi, sifat kezhaliman dan perasaan tingginya menghalanginya untuk mengakui kebenaran itu (QS An-Naml [27]: 14). Ia juga telah dinasehati oleh seorang lelaki dari keluarganya dengan nasehat yang sangat yang menggugahnya untuk mempergunakan akal dan logika sehatnya, akan tetapi, tetap saja ia takabbur (QS Ghafir [40]: 28). Dan ia selalu dirundung ujian-ujian berat dari Allah swt sebanyak tujuh kali. Setiap kali datang cobaan itu, ia dan bala tentaranya tidak mampu mengatasinya. Ujung-ujungnya, ia meminta tolong kepada nabi Musa as agar memohon kepada Allah swt supaya cobaan-cobaan-Nya dihentikan. Begitulah memang sifat para thaghut itu, mereka hanya menempatkan para kekasih Allah sebagai tukang do'a saja, sementara da'wah dan ajarannya tidak diindahkan (kelakuan!!!).

Do'a nabi Musa as dikabulkan Allah swt, suatu bukti atas kebenaran da'wahnya. Namun, setiap kali cobaan itu berakhir, Fir'aun kembali lagi kepada kezhalimannya. Karena sangat keterlaluannya itulah, akhirnya nabi Musa as memanjatkan do'a kepada Allah swt dengan diamini nabi Harun as. Do'anya berbunyi:

Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih." (QS Yunus [10]: 88).

Yang ingin saya tekankan di sini bukanlah kelanjutan kisah Fir'aun laknatullah 'alaih, akan tetapi, tentang nabi Musa as. Berkenaan dengan do'a yang dipanjatkan nabi Musa as dan yang diamnini oleh nabi Harun as tersebut, Allah swt berfirman:

Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu istiqamah-lah (tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus) dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui". (QS Yunus [10]: 89).

Jawaban Allah swt ini minimal menjelaskan dua komitmen yang harus dipenuhi oleh nabi Musa dan Harun as atas terkabulkannya do'a itu, yaitu:
1.Keduanya harus istiqamah (konsisten) dengan da'wah, dan dengan ajaran Allah swt.
2.Keduanya tidak boleh mengikuti jalan orang-orang yang tidak berilmu.

Memang, memohon atau meminta atau menuntut sesuatu, berarti siap beristiqamah.

Dalam sirah dan sunnah nabawiyyah bersama para sahabatnya, ada beberapa ayat dan hadits yang menunjukkan dan menegaskan hal ini, menegaskan bahwa kita tidak boleh terlalu banyak meminta, memohon ataupun menuntut, sebab, permintaan, permohonan dan tuntutan itu berat tanggung jawabnya, sebab, kita harus siap istiqamah (konsisten), padahal tidak ada seseuatu yang terasa berat dalam hidup ini yang melebihi istiqamah, bahkan Rasulullah saw sendiri sampai beruban karena mendapatkan perintah untuk ber-istiqamah.

Beliau bersabda : Surat Hud dan saudara-saudaranya telah menjadikan diriku beruban.

Para ulama' mengatakan bahwa yang membuat beliau beruban dari surat Hud itu adalah perintah Allah yang memerintahkan beliau saw untuk istiqamah, yaitu pada QS Hud [11]: 112.

Di dalam surat Al Maidah, ada larangan dari Allah swt kepada orang-orang beriman agar mereka tidak banyak bertanya, meminta dan menuntut kepada nabi Muhammad saw. Allah swt berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu (QS Al Maidah [5]: 101).

Di dalam surat Al Hujurat ada peringatan Allah swt berkenaan dengan hal yang seperti ini. Allah swt berfirman:

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS Al Hujurat [49]: 7).

Di dalam sunnah Rasulullah saw ada satu peringatan agar kita tidak banyak bertanya, meminta, memohon dan menuntut, dan selanjutnya beliau memberikan pengarahan yang sangat baik, beliau bersabda:

Biarkanlah diriku (maksudnya: kalian jangan banyak meminta dan menuntut) sebagaimana apa yang saya tinggalkan kepada kalian, sesungguhnya, yang menjadikan kancur orang-orang sebelum kalian tiada lain adalah banyaknya pertanyaan (permintaan, permohonan dan tuntutan) mereka, serta berselisihnya mereka kepada para nabi mereka, (karenanya, bersikaplah) jika aku melarang sesuatu pada kalian, maka jauhilah, dan jika aku memerintahkan sesuatu, kerjakanlah semampu kalian (HR Muttafaqun 'alaih).

Dalam kehidupan berorganisasi, seperti dalam Partai Keadilan ini, kadangkala ada "kelambanan-kelambanan' organisasi dalam bersikap, dan bertindak, atau dalam memberikan bayanat dalam hal-hal tertentu yang membutuhkannya, atau dalam hal-hal lainnya. Kadangkala pula sebagian kader banyak memberikan kritikan, usulan, saran dan sebagainya. Kepada mereka perlu saya ingatkan, ini semuanya adalah bentuk-bentuk su-al (pertanyaan, permintaan, permohonan atau tuntutan) sebagaimana yang saya bicarakan dalam taujih ini. Bukan maksud saya untuk melarang semua ini, akan tetapi, saya hanya ingin mengingatkan bahwa siapa saja yang menanyakan sesuatu, atau meminta, atau memohon, atau menuntut, ia harus siap dan konsisten terhadap kemungkinan dikabulkannya pertanyaan, permintaan, permohonan dan tuntutan itu, dan ia harus siap ber-istiqamah terhadapnya, ingatlah cerita tentang nabi Musa dan nabi Harus as di atas. Ingat pulalah ayat-ayat dan hadits yang berbicara tentang hal ini, dan tentunya, jangan lupa juga, mohonlah kekuatan, hidayah, 'inayah dan ri'ayah dari Allah swt agar kita bisa memenuhi secara konsisten dan istiqamah apa-apa yang kita pertanyakanan, atau kita mintakan, atau kita mohonkan atau kita tuntut. Semoga kita semua senantiasa berada di atas jalan-Nya, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amiiiien.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar